Dengan hanya berbekal sepuluh ribu rupiah aku bergegas menempuh perjalananan pulang menuju Garut dengan mengendarai sepeda motor pinjaman dari Tasikmalaya. Hujan begitu lebatnya mengguyur. Keinginan untuk sampai ke rumah begitu kuatnya, karena saat itu aku akan merayakan natal bersama keluargaku, sampai-sampai aku harus berbasah kuyup dan mengabaikan dingin. Jarak yang harus ku tempuh masih cukup panjang. Apalagi hari sudah menjelang malam dan hujan bertambah lebat.
Tanpa disangka, di tengah perjalananku terhenti karena ban motor yang ku kendarai kempes. Entah karena paku atau memang aku tidak memerikasa terlebih dahulu keadaan motor itu. Hujan dan dingin masih menemaniku. Aku harus menghentikan perjalananku ini dengan mencari tukang tambal ban. Rupanya sudah tidak ada lagi bengkel tambal ban di sekitar situ yang memang jauh dari pemukiman. Atau mungkin karena hari sudah malam dan hujan yang deras mengguyur bumi.
Dengan keadaan yang basah kuyup kucari sebuah bengkel tambal ban dengan menuntun motor itu. Dan rupanya tidak cukup dekat jaraknya. Dingin dan lelah segera menyambar keadaanku. Dan tanpa kusadari, dari mulutku mengucap pelan:"Tuhan,tolong..."
Dalam gelap...hujan...dingin dan lelah kuteruskan pencarian bengkel itu dengan mendorong motor. Katanya, untuk membuat badan untuk tetap hangat, kita harus menggerakkan badan kita. Ku dorong motor itu yang kurasa sangat berat, tapi tetap saja gemeretuk gigiku masih saja terjadi. Malah membuatku bertambah lelah yang luar biasa.
Ku lewati perjalanan ini, walaupun aku melintasi beberapa pemukiman penduduk. tapi rupanya malam dan dingin membuat mereka lebih senang berada di dalam rumah tanpa mempedulikan keadaan di luar rumah.
batas kekuatanku sudah pada puncaknya. Ku coba berteduh di suatu rumah penduduk yang ku lewati.
Dan ketika aku berteduh itu yang empunya rumah keluar dan mendapatiku yang lelah. Aku segera meminta ijin untuk sekedar beristirahat di tempatnya. Dan dia mengijinkan. lalu dia menanyakan keadaanku malah menawari segelas kopi hangat. Aku menolak halus. Tapi dia memaksaku untuk menerima tawaran itu. Malah dia segera mengeluarkan beberapa peralatan untuk membetulkan ban motorku yang kempes. Rupanya itu adalah bengkel tambal ban yang saat itu sedang tutup karena suasana tidak mengijinkan untuk terus buka. Dan dengan sadar aku berujar pelan :"Terima kasih,Tuhan".
Rupanya malaikat sedang sibuk, ...
sehingga Tuhan mengirim orang biasa melakukan pertolongan-Nya.
By:Dave
0 Komentar:
Posting Komentar