AMELIE,Dari Montmarte..Amelie Menyapa Hidup

Sutradara: Jean-Pierre Jeunet
Skenario: Jean-Pierre Jeunet
Pemain: Audrey Tautou, Dominique Pinon, Madeleine Wallace
Produksi/Distributor: Miramax Film

Sebuah kotak kecil setengah berkarat berusia puluhan tahun itu berisi sejarah seorang lelaki tua. Isinya adalah foto-foto lama, kelereng kemenangan, dan beberapa benda remeh-temeh lainnya. Tetapi kotak kecil setengah berkarat itu berisi kebahagiaan sebuah masa lalu. Dan ketika Amelie Poulain (Audrey Tautou) menemukan kotak itu di dinding kamar mandi, ia membuka gulungan ingatan sang lelaki yang tak dikenalnya itu. Amelie berburu, mencari sang pemilik. Saat sang lelaki itu menemukan kotak itu, ia menemukan kembali masa kecil yang begitu indah. Dan kebahagiaan kecil itu memberi sebuah inspirasi bagi Amelie. Ia bisa membahagiakan orang lain hanya dengan setetes kebaikan.

Film yang mendapat beberapa nominasi Academy Award itu—termasuk nominasi Film Asing Terbaik—tidak hanya istimewa karena menampilkan dongeng komedi-tragik yang offbeat, manis, dan orisinal, tetapi juga film ini adalah sebuah pesta visual yang paling imajinatif.

Amelie, yang sejak kecil memulai hidupnya dengan tragedi (ibunya tewas dan ayahnya seorang dokter yang reklusif), tak kunjung bisa beranjak ke luar pagar rumahnya—Amelie memang tak tumbuh sebagaimana wanita muda lazimnya. Dia manis, berwajah lucu, dan wajahnya penuh dengan strategi muslihat untuk memenuhi hari-harinya dengan ”program kebahagiaan” penduduk Montmarte di Paris: menjodohkan teman sejawat di tempatnya bekerja, Georgette (Isabelle Nanty), dengan Joseph, salah seorang pelanggan kafe itu; menulis surat (palsu) bagi seorang istri yang puluhan tahun dikihianati suaminya; berdiskusi dengan tetangganya, seorang pelukis tua yang penyakitan; mendorong ayahnya agar berani melakukan perjalanan jauh.

Semuanya digambarkan dengan montase adegan-adegan yang penuh warna, gerak kamera yang ”gila-gilaan” hingga kamera seolah bercinta dengan kehidupan; dan yang lebih penting lagi dikisahkan melalui sebuah suara ”pendongeng”—teknik voiceover—yang dengan passionate memperkenalkan setiap karakter: ”Joseph adalah seorang sosok pencemburu patologis....”

Tetapi Amelie tidak hanya meng-ganjar hidup warga Paris dengan kebahagiaan. Mereka yang keji pun men-dapatkan ”hukuman” setimpal. Seorang tukang sayur yang selalu bersikap kasar kepada anak buahnya lantas menerima ganjaran berupa gangguan-gangguan ”kecil” di dalam apartemennya. Amelie, akhirnya, memang menjadi seperti malaikat kecil yang melakukan intervensi dalam hidup warga di sekelilingnya. Namun ia kemudian tak mampu meng-atur hidupnya sendiri ketika jatuh cinta pada Nino Quincampoix (Mathieu Kassovitz), seorang pekerja di toko video porno Palace Video, King of Porno”, dan paruh waktu bekerja di rumah hantu di taman ria Paris. Amelie terhirup oleh pesona ganjil pria yang gemar mengumpulkan pasfoto yang terbuang-buang.

Cintanya yang merekah tak bisa dibendung dan tak bisa diatur seperti halnya dia mengatur nasib orang lain. Lalu, bagaimana dia akhirnya bisa merengkuh pria misterius itu?

Sutradara Jeunet berhasil menyelesaikan semua persoalan itu dengan manis, menyenangkan, tanpa harus menjadi cengeng dan klise. Dengan karakter yang eklektik, kompleks, dan tak selalu harus tampil sempurna—tapi toh penuh rasa kasih dan ketulusan—Jeunet bak seorang pelukis yang mengerahkan seluruh kemampuan visualnya di atas kanvas bernama kehidupan. Amelie adalah kuasnya, dan kita adalah ribuan pasang mata yang mengikuti arah gerak kuas itu. Kesendirian Amelie diisi oleh kebaikan-kebaikan, hingga Amelie merasa hidupnya lebih bermakna.

Melalui Amelie, yang semula hidup dalam tragedi dan sepi, kita tetap diperkenalkan bahwa hidup yang kelabu toh masih memiliki harapan dan senyum.

(Dari Majalah TEMPO Edisi. 06/XXXI/08 - 14 April 2002)


1 Komentar:

Anonim mengatakan...

Sumpah...film ini asik banget!Inspiring!
Jauh sebelum Da vinci Code,ternyata Audrey Toutou sudah memikat...olala!

Posting Komentar