Jass lagi pusing...

Akhir-akhir ini Jass lagi dipusingkan dengan beberapa persoalan yang melingkupi kesehariannya bahkan bisa jadi persoalan itu dapat merubah total wajah Jass yang kita dengar selama ini atau mungkin saja (ingat ini baru mungkin!) kita tidak lagi mendengar celotehan ramai Titiw,'teu eleum-eleum' nya Echa,sapaan ramah kang Zalman,teriakan rocker kang Iwenk,sajian informatif kang Hadi atau juga celotehan nyelekitnya kang Dave.

Persoalan daya pancar, frekwensi, lagu, penyiar, program dan lain-lain yang membuat ketidaknyamanan bagi pendengarnya. Seperti 'death air' hampir seharian penuh, penyiar yang tak jelas ngomong apa di udara atau malah beberapa seniman musik jazz (mentang-mentang namanya Jass..hehehe) saja yang mengudara sejak pagi sampai malam alias tidak ada penyiar sama sekali. Semua ini tidak lepas dari urusan belum adanya kesamaan visi antara para pemegang saham, beberapa di antara kami ada yang termasuk pada 'Jenis IV' (simak perkataan kang Dave ketika dia mengudara pada beberapa waktu yang lalu tentang '4 jenis manusia di sekitar kita') dan lain-lain. Tapi yang seringkali menimbulkan friksi diantara kami, yaitu sajian lagu-lagu yang mengudara. Padahal urusan satu ini tak lepas dari masalah selera, kepentingan bisnis, tingkat apresiasi para penyiarnya 'kan?

Radio ini di bangun dari pertemanan yang selalu dijaga oleh orang-orang yang ada di dalamnya. Makanya tidak heran slogan radio ini adalah The Friendly Station. Sampai untuk urusan 'take home pay' pun dengan lantang kita jawab;" kan kita,Fren!" alias tanpa dibayar!

Itulah salah satu kendala yang muncul, perusahaan (kalau boleh disebut demikan) tidak punya 'bargaining power' terhadap orang-orang yang mendukungnya. Apalagi ditambah dengan tidak adanya kesamaan visi tadi. Aturan yang dibuatpun seolah menjadi impoten. Yang parah adalah siapa,dimana, sebagai apa masih belum jelas betul. Belum lagi urusan 'kepentingan' bak manusia 'Golongan 4' (Simak lagi perkataan kang Dave). Lalu bagaimana kita bisa berbicara 'How to sell' jika keadaannya seperti ini.Walaupun sudah ada yang bilang bahwa beberapa program tidak laku atau tidak ada selling pointnya!Lho...ukurannya apa?

Akhirnya kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Yang jelas kita mau beranjak ke arah yang lebih baik. Dengan tidak menjadikan radio ini seperti MP3 player di udara. Tentunya 'we need more time for change' Mudah-mudahan kita bisa mengikuti tag nya RRI yang masih sangat manjur bagi dunia broadcast "sekali di udara tetap di udara". Tabik.


2 Komentar:

Anonim mengatakan...

Wow... ga pa2 ikutan yacch!!? yang penting musti tetep kompak, maju terus !!! ngapain juga dengerin radio yang ga ada penyiarnya kaya kapal mo mengudara ga ada Pilotnya... He..he!! Lucu banget..., mendingan dengerin radio2 yang ada di disini!! Tq

Anonim mengatakan...

keep your jazzy....

Posting Komentar